Kisah Bilal bin Rabah Muadzin Pertama di Dunia

Biografi Sejarah dan Kisah Bilal bin Rabah Muadzin Pertama di Dunia Siapa yang tidak tahu sosok Bilal bin Rabah? Salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang paling terpercaya dan tentunya setia. Beliau juga merupakan orang pertama yang menjadi Muadzin.

Selain itu, banyak sisi kehidupan Bilal bin Rabah yang dapat Anda jadikan pelajaran berharga. Apalagi beliau salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang dijamin masuk surga.

Walaupun begitu, sebelum masuk Islam beliau pernah merasakan siksaan dengan cara dijemur di bawah teriknya matahari oleh tuannya. Tuannya memaksa Bilal menjadi kafir.

Mau tau kelanjutan ceritanya? Dan siapa sebenarnya Bilal bin Rabah secara lengkap? Yuk, simak informasi lengkapnya  di bawah sebagai berikut!

Biografi Bilal bin Rabah

Kisah Bilal bin Rabah Muadzin Pertama di Dunia

Bilal bin Rabah berasal dari daerah as-Sarah, tepatnya lahir sekitar 43 tahun sebelum hijriah. Ayah beliau bernama Rabah, sementara ibunya bernama Hamamah.

Hamamah sendiri adalah seorang budak wanita yang memiliki kulit hitam yang tinggal di Mekkah. Alasan itulah yang membuat sebagian orang memanggil Bilal dengan sebutan ibnu-Sauda’ atau putra wanita hitam.

Beliau besar di kota Ummul Qura, tepatnya Mekah sebagai seorang budak milik keluarga bani Abduddar atau keluarga Bani Jumah.

Ketika ayah beliau meninggal, Bilal diwariskan kepada tokoh penting kaum Quraisy yaitu Umayyah bin Khalaf. Dan dimana saat Mekah telah terang akan cahaya agama baru dan Rasul yang Agung, beliaulah orang pertama yang memeluk Islam.

Kisah-kisah Bilal bin Rabah

Untuk mengenal lebih dalam hebatnya Bilal bin Rabah, Anda perlu menyimak dengan baik berbagai kisah beliau. Kisahnya dimulai dari memeluk agama Islam hingga kisah terakhir Bilal mengumandangkan adzan.

Baca juga:   Jabal Uhud: Gunung Penyendiri yang Kelak Ada di Surga

Kisah Bilal bin Rabah Memeluk Islam

Bilal bin Rabah adalah seorang budak berkulit hitam dari Habasyah sudah memutuskan untuk memeluk Islam. Setelah majikan beliau tahu bahwa Bilal masuk Islam, siksaan datang terus menerus setiap harianya.

Penyiksaan itu karena ingin mengembalikan Bilal tidak memeluk Islam kembali. Akan tetapi, beliau tidak mau kembali kepada kekafiran. Pada waktu itu, Abu Bakar yang memerdekakan Bilal.

Hal itulah yang membuat beliau menjadi sahabat setia Nabi Muhammad ﷺ. Hingga akhirnya ada banyak cerita Bilal bin Rabah.

Salah satunya tertuang dalam sebuah hadits menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bermimpi mendengar suara terompah Bilal di surga.

Cerita Mimpi Rasulullah ﷺ untuk Bilal

Dimana Rasulullah ﷺ memanggil Bilal dan bertanya kepadanya, “Katakanlah kepadaku, apa amalanmu yang paling besar pahalanya yang kamu kerjakan dalam Islam? Karena sesungguhnya aku mendengar hentakan sandalmu di surga.”

Pada saat itulah suara sandal Bilal terdengar oleh Rasulullah ﷺ, ketika beliau berada di surga pada malam Isra’ Mi’raj.

“Setiap aku berwudhu, kapan pun itu, baik siang maupun malam. Aku selalu melakukan sholat dengan wudhu tersebut.” Bilal menjawab ketika itu.

Ketika Bilal masuk Islam pun, hanya ada beberapa orang telah mendahuluinya memeluk agama Islam seperti Ummu Mu’minim Khadijah binti Khuwailid, Abu Bakar ash-Shiddiq, dan Ali bin Abu Thalib.

Tidak hanya itu saja, masih ada “Ammar bin Yasir bersama dengan ibunya, Shuhaib ar-Rumi, Sumayyah, dan tentunya al-Miqdad bin al-Aswad. Seperti yang sudah Anda ketahui sebelumnya bahwa berbagai macam penganiayaan telah beliau rasakan.

Berbagai macam bentuk mulai dari kekerasan, siksaan dan kekejaman mendera tubuh beliau. Sebagaimana kaum muslimin yang lemah lainnya, beliau tetap bersabar menghadapi ujian tersebut.

Salah satu siksaan yang Umayyah bin Khalaf, majikan lakukan yaitu menjemur Bilal di padang pasir yang gersang tanpa sehelai pakaian pada tubuhnya. Belum lagi terlempari sebuah batu yang besar.

Baca juga:   Gua di Jabal Tsur, Saksi Perlindungan Allah Terhadap Nabi ﷺ

Walaupun tidak sembarang orang yang bisa melalui ujian jalan Allah dengan kesabaran tersebut.

Bilal bin Rabah mampu menunjukkan kesetiaan kepada Allah dan Rasulullah ﷺ, hingga akhirnya beliau menjadi orang pertama yang mengumandangkan adzan.

Bilal bin Rabah, Sang Muadzin Pertama di Dunia

Ketika Abu Bakar memerdekakan Bilal bin Rabah, beliau kemudian fokus menghabiskan waktunya bersama Nabi Muhammad ﷺ. Kedekatan Bilal dengan Rasulullah membuat beliau dihormati oleh para sahabat.

Apalagi Bilal juga menjadi orang Islam yang ikut serta dalam hijrah Mekkah ke Madinah bersama dengan Rasulullah ﷺ. Saat sampai Madinah, Beliau kemudian memerintahkan untuk membangun sebuah masjid.

Pembangunan pun selesai, dan Bilal ditunjuk langsung oleh Rasulullah ﷺ untuk mengumandangkan adzan. Rasulullah ﷺ menunjuk Bilal sebagai muadzin dengan alasan suara Bilal yang lantang dan bagus.

Adzan Terakhir Bilal bin Rabah

Kisah ini terjadi setelah Rasulullah ﷺ wafat, Bilal pun lantas langsung meninggalkan Kota Madinah. Bilal meminta izin pada Abu Bakar untuk berhenti menjadi muadzin.

Saat para penduduk Madinah mulai merindukan Rasulullah ﷺ, lantas penduduk tersebut meminta Bilal kembali untuk mengumandangkan adzan. Tetapi, Bilal menolak dengan mata yang berkaca-kaca.

Mata berkaca-kaca yang menyampaikan bahwa dirinya tidak sanggup untuk mengumandangkan adzan kembali.

Peristiwa tersebut terjadi usai Umar bin Khattab menyambangi kediaman Bilal untuk membujuk di Syam, kini berubah menjadi Suriah.

“Tapi, umat muslim di Madinah sedang membutuhmu, Bilal. Mereka ingin mendengarkanmu mengumandangkan adzan. Mereka rindu suramu, mereka rindu lantunan adzan mu, wahai muadzin Rasulullah!”

Kerinduan Bilal Kepada Nabi Muhammad ﷺ

Baginya untuk kembali mengumandangkan adzan di Madinah sangatlah berat. Karena ia tidak mampu menanggung rasa rindunya terhadap Rasulullah ﷺ setelah kepergian beliau.

Baca juga:   Jabal Uhud: Gunung Penyendiri yang Kelak Ada di Surga

Walaupun begitu, ada sebuah kisah Bilal bin Rabah bertemu dengan Rasulullah ﷺ dalam mimpi. Kejadiannya pada malam hari, dan hal itulah yang meyakinkan Bilal untuk bersiap ke Madinah.

Tepatnya saat bersiarah ke makam Rasulullah ﷺ. Beliau bertamu dengan cucu kesayangan Rasulullah ﷺ yaitu Hasan dan Husein. Sampai kemudian, Husein berkata kepada Bilal.

“Paman, maukah Engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek.”

Tidak hanya perkataan dari Husein saja, tetapi Umar yang berada di tempat juga turut dalam membujuk Bilal dan menyebutkan bahwa para sahabat yang lainnya juga merasakan hal yang sama.

Akhirnya sang Muadzin Pertama ini tersadar, Bilal merasakan inilah waktu tepat untuk menumpahkan seluruh rasa rindu, kerinduan beliau kepada Rasulullah ﷺ.

Bilal bin Rabah memiliki suara yang merdu akhirnya terdengar kembali seantero Madinah. Saat lafaz “Allahu Akbar,” terdengar alias Bilal mengumandangkan.

Seluruh Madinah mendadak senyap. Kesenyapan yang menandakan bahwa seluruh aktivitas telah berhenti.

Seluruh penduduk Madinah terkejut, mereka sangat merindukan suara yang bertahun-tahun sempat menghilang dari Madinah. Dan nyatanya suara itulah yang mengingatkan penduduk Madinah pada sosok Rasulullah ﷺ.

Moment kebersamaan mereka bersama Rasulullah ﷺ. Barulah saat Bilal mengumandangkan lafaz “Asyhadu an laa ilaha illallah,” seluruh penduduk Madinah berlarian ke sumber suara dan berteriak histeris.

Sampai akhirnya Bilal melafazkan, “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah,” suara beliau terdengar semakin parau. Isakan Bilal ketika menyebutkan nama orang yang paling beliau rindukan.

Bilal tidak sanggup untuk melanjutkan adzannya. Dan inilah momen yang berhasil membuat seluruh penduduk Madinah pecah oleh tangisan. Kerinduan kepada Rasulullah ﷺ sangat terasa pada saat itu. Itulah kisah hebat luar biasa Bilal bin Rabah yang sangat merindukan Nabi Muhammad ﷺ. Pada akhirnya beliau tutup usia di Syam, dan beliau terkenal dengan sahabat nabi bersuara merdu yang mengumandangkan adzan pertama kali.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *