Bolehkah Ibu Hamil Mengonsumsi Kopi

Bolehkah Ibu Hamil Mengonsumsi Kopi – Kopi adalah sejenis minuman yang tidak lepas dari hidup masyarakat. Hampir semua orang mengonsumsi kopi dalam berbagai bentuk rasa maupun olahan. Namun, pernahkah Bunda bertanya-tanya, apakah ibu hamil boleh mengonsumsi kopi?

Ada yang beranggapan bahwa sesekali tidak apa-apa, tetapi yang lain menyarankan untuk tidak minum kopi sama sekali. Mari bahas satu per satu melalui beberapa penjelasan di bawah ini!

Cara dan Tips Minum Kopi yang Dianjurkan Bagi Ibu Hamil

Bolehkah Ibu Hamil Mengonsumsi Kopi

Berbagai opini yang menyatakan persetujuan tidak serta merta membiarkan Bunda minum kopi sesuka hati, ya. Tentu ada batasan, kadar minimal, hingga berapa banyak maksimal yang boleh Bunda konsumsi selama hamil.

  1. Batasan konsumsi kurang dari 200 mg sehari

WHO dan American College of Obstetricians and Gynecologists menyarankan wanita hamil agar membatasi kafein kurang dari 200 mg dalam satu hari. Kafein adalah salah satu zat yang terkandung dan dominan pada kopi.

Hal ini dikarenakan kemampuan untuk metabolisme kafein menjadi lebih lambat. Ditambah dengan peluang transfer kafein pada bayi melalui plasenta. Namun, beberapa studi menyebutkan bahwa porsi yang wajar tidak berpengaruh pada kesehatan janin dalam perut ibu.

Meskipun masih banyak penelitian yang memastikan kondisi hubungan kafein dengan kesejahteraan janin, paling tidak saat ini Bunda harus pintar-pintar mengelola asupan kafein melalui kopi sesuai anjuran yang sudah ditentukan.

  1. Kurangi espresso dan coklat

Kafein menjadi salah satu contoh stimulan paling aman yang pernah Bunda ketahui. Sebagian besar minuman kopi sampai coklat sudah diperkaya dengan kandungan kafein dalam kadar tertentu. Upayakan tidak menggunakan espresso atau coklat tambahan agar manfaatnya mampu diserap oleh tubuh.

Selain itu, kopi yang diseduh biasanya mengandung 95 sampai 165 mg kafein setiap cangkir berukuran sedang. Hal ini menyebabkan Bunda perlu mengurangi konsumsinya secara signifikan, meskipun tetap diperbolehkan.

  1. Batasi minum kopi pada trimester pertama

Perlu Bunda ketahui bahwa kehamilan trimester pertama rawan mengalami keguguran karena harus melewati konsepsi awal yang cenderung memerlukan lingkungan mendukung. Oleh sebab itu, Bunda perlu mengurangi dan betul-betul membatasinya kurang dari 200 mg setiap hari.

Tentu akan lebih baik kalau Bunda mau menahan diri dan berpantang terlebih dahulu soal mengonsumsi kopi dalam kadar harian. Bunda perlu mempertimbangkan bahwa segala sesuatu yang dimakan atau diminum akan disalurkan langsung kepada janin melalui plasenta.

  1. Minum kopi 1 jam sebelum atau setelah makan

Setidaknya, ada banyak penelitian yang membahas mengenai hubungan antara konsumsi kopi dengan anemia defisiensi besi, terutama pada ibu hamil. Hal ini ikut menjadi pertimbangan Bunda ketika memutuskan untuk tetap minum kopi sesekali.

Anemia defisiensi besi bisa terjadi karena adanya penyerapan zat besi dari dalam tubuh karena pengaruh kafein yang masuk. Tetapi, studi juga mengatakan bahwa konsumsi kopi 1 jam sebelum atau setelah makan tidak terjadi penyerapan zat besi yang penting bagi tubuh.

Oleh sebab itu, Bunda yang sedang hamil dan tetap ingin mencicipi kopi perlu mengingat aturan untuk minum sebelum atau sesudah makan dalam rentang waktu 1 jam.

  1. Pertimbangkan mengganti kopi biasa ke kopi decaf

Decaffeinated coffee merupakan kopi rendah kafein yang lebih dianjurkan bagi ibu hamil. Bunda juga perlu membedakan bahwa kopi decaf tidak bebas kafein, tetapi kadarnya sudah diolah sedemikian rupa hingga menjadi sangat kecil.

Biasanya, Bunda menemui kopi decaf yang mengandung 3 mg kafein dalam satu cangkir. Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa setiap 180 ml bisa menggunakan 0-7 mg kafein. Tentu sangat jauh angkanya dibandingkan kopi biasa dengan 70 sampai 140 mg kafein setiap cangkirnya.

Pengolahan kopi decaf memang melewati proses cukup detail. Biji kopi yang mengandung kafein dicuci untuk menghilangkan 97% kadarnya sebelum diroasting. Harumnya memang lebih menyenangkan, namun komposisi selain kafein tetap hampir sama seperti kopi reguler.

  1. Konsumsi kopi ketika perut tidak kosong

Meskipun tergolong rendah kafein, kopi decaf sekalipun masih mampu memicu kenaikan asam lambung. Kondisi ini tentu cenderung menimbulkan rasa mulas, mual, begah, dan tidak nyaman. Jika dilanjutkan dalam waktu yang lama, bisa-bisa lapisan lambung rentan mengalami kerusakan.

Nah, ketika Bunda memang mengidam minum kopi, pastikan perut terisi dengan makanan padat terlebih dahulu. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, makan terlebih dahulu kemudian tunggu sekitar 1 jam. Barulah Bunda bisa mengonsumsi kopi secukupnya.

  1. Upayakan maksimal 1 cangkir sehari

Bunda sudah paham bahwa selama kehamilan, konsumsi kopi harus diturunkan menjadi kurang dari 200 mg. Anjuran tersebut menghasilkan gambaran berikut:

Dalam 200 ml atau setara dengan 8 ons kopi, terdapat 95 sampai 200 mg kafein. Sedangkan, cappuccino sebanyak 400 ml mengandung 150 mg kafein. Apabila pembatasan ini dilakukan, maka maksimal volume kopi yang boleh diminum adalah 354 ml atau satu cangkir dalam sehari.

  1. Supaya kehamilan lebih optimal, ada baiknya konsumsi ini dikurangi secara bertahap

Setiap Bunda pasti menginginkan si kecil bisa lahir dengan sehat tanpa penyulit atau masalah tertentu. Kurangi porsi secara perlahan jika masih terlalu seringa tau terlalu banyak minum kopi. Hal ini tentu dengan dasar pertimbangan kesejahteraan janin dan pengalaman melahirkan tidak terlupakan.

Jika Bunda merasa kesulitan untuk menguranginya, lebih baik segera melakukan konsultasi bersama tenaga medis atau tenaga kesehatan. Bantuan kesehatan akan memberikan berbagai alternatif sehat untuk menggantikan kopi dengan kandungan kafein yang patut diperhitungkan.

Risiko Mengonsumsi Kopi Terlalu Banyak Pada Ibu Hamil

Bolehkah Ibu Hamil Mengonsumsi Kopi
Sumber : Pxhere

Sebagian memang mengungkapkan persetujuannya bagi ibu hamil mengonsumsi kopi dalam takaran sewajarnya. Namun, apa saja pendapat kontra atau risiko yang diperoleh jika kopi dikonsumsi berlebihan selama hamil?

  1. Berat badan lahir rendah

Beberapa penelitian memang menunjukkan bahwa ada hubungan antara intake kafein dengan ibu hamil. Konsumsi dalam jumlah yang sedang sampai di bawah 200 mg memiliki kemungkinan melihat outcome bayi dengan berat badan rendah.

Lebih tinggi lagi, Bunda yang melahirkan bayi dengan intake kopi atau kafein rata-rata 3 ons lebih ringan dan 0,17 inci lebih pendek ketimbang Bunda yang tidak minum kopi selama kehamilan berlangsung.

Padahal, berat badan bayi mampu menentukan kondisi kesehatannya. Jika sebagian besar waktu si kecil dihabiskan menjalani perawatan, tidak menutup kemungkinan bahwa ada beberapa risiko terkena penyakit tertentu.

  1. Masalah lambung

Asam lambung dan pergerakan usus bisa meningkat karena adanya kopi yang masuk ke dalam tubuh. Tidak semua Bunda yang hamil mampu bersikap toleransi dengan keadaan ini. Apalagi, jika Bunda memaksakan minum kopi ketika perut sedang kosong.

Salah satu dampak nyata dari masalah lambung ini adalah rasa tidak nyaman, mual, sampai muntah. Apabila dibiarkan, hal tersebut berpotensi menimbulkan kontraksi palsu karena rasa nyeri yang tidak tertahankan.

  1. Insomnia

Ketika Bunda makan atau minum sesuatu, janin pasti ikut mengonsumsinya. Begitu juga dengan dampak insomnia yang dihasilkan akibat adanya kafein di dalam kopi. Selain Bunda yang sedang mengandung, janin dan bayi mampu merasakan gejala insomnia.

Padahal, keduanya membutuhkan waktu tidur yang cukup untuk mengoptimalkan perkembangannya. Terlalu banyak mengalami insomnia berpengaruh kepada perkembangan organ tubuh yang kurang maksimal.

Selain itu, bayi rentan mengalami masalah kesehatan tertentu yang mengikuti selama masa pertumbuhan. Bayi mudah rewel disertai dengan masalah pada ketahanan tubuh untuk melawan penyakit. Tentu, sangat disayangkan, bukan?

  1. Risiko asma atau sesak nafas

Kandungan kafein yang masuk ke dalam tubuh bayi nyatanya bisa menyebabkan munculnya sesak nafas atau asma. Terjadi penyempitan jalan nafas bayi yang berdampak pada asma dan tidak bisa dihilangkan. Artinya, Bunda harus rajin mengawasi si kecil dalam masa tumbuh kembangnya.

Di samping itu, sesak nafas biasanya juga menandai adanya kelebihan kadar kafein dalam tubuh. Jika sudah ada tanda-tanda sesak bersamaan dengan ketidaknyamanan lainnya, segera hentikan minum kopi demi kesehatan Bunda sendiri sekaligus janin dalam perut.

  1. Persalinan lama

Beberapa penelitian sudah menyebutkan bahwa intake kopi atau kafein yang terlalu banyak akan memengaruhi persalinan Bunda di masa depan. Konsumsi kopi sebanyak 100 mg setiap hari menghasilkan persalinan lama dan bisa mundur sampai 8 jam.

Padahal, Hari Perkiraan Lahir sudah Bunda ketahui dan sangat disayangkan jika persalinan ikut melewati penyulit. Bahkan, konsumsi hanya olahan kopi sebanyak 100 mg masih berisiko memberikan persalinan 5 hingga 5 jam dari waktu perkiraan.

  1. Leukemia

Apa risiko lain dari konsumsi kopi berlebihan selama hamil? Ya, bayi bisa terserang leukemia ketika sudah lahir. Sebuah studi menghadirkan sebuah hasil bahwa ibu hamil yang setiap hari mengonsumsi 2 cangkir kopi berpotensi melahirkan bayi dengan leukemia sebesar 60%.

Hal ini dikarenakan zat kafein yang berpeluang mengubah DNA pada janin dan menghasilkan tumor. Namun, jika porsi ini dipersempit menjadi 100 mg akan menghasilkan risiko sebesar 20%. Untuk empat cangkir satu hari mampu memberikan peluang hingga 72%.

  1. Hipertensi

Sebagai sebuah stimulan, kafein nyatanya mendorong tubuh untuk bekerja lebih keras sehingga menimbulkan risiko bagi Bunda untuk mengalami hipertensi. Kondisi tekanan darah tinggi memang memberikan berbagai peluang komplikasi yang harus diperhatikan.

Beberapa di antaranya adalah kolesterol, gangguan jantung, gangguan pernafasan, sakit kepala, dan lain-lain. Jika Bunda bisa mengontrol diri dan tidak impulsif minum kopi, maka yang terjadi adalah sebaliknya. Kesehatan dan kesejahteraan Bunda sekaligus janinnya menjadi lebih terjaga.

  1. Keguguran

Kondisi ini menjadi buruk ketika Bunda memaksakan diri untuk terus menerus minum kopi tanpa aturan. Peminum kopi hingga 200 mg atau lebih dalam sehari mampu meningkatkan risiko terjadinya keguguran kandungan.

Hal ini juga perlu dipertimbangkan jika Bunda masih berada di trimester satu kehamilan. Periode ini harus dimaksimalkan bagi tumbuh kembang bayi. Ada baiknya Bunda lebih perhatian terhadap keadaan janin ketimbang harus menyenangkan diri sendiri karena risikonya cukup besar.

Jadi, apakah ibu hamil boleh mengonsumsi kopi? Jawabannya boleh, asalkan tidak terlalu sering dengan porsi tidak berlebihan. Tentu akan lebih baik jika bisa dikurangi secara signifikan hingga tidak sama sekali. Kesehatan Bunda dan si kecil adalah yang utama, bukan?

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *