Rumah Adat Riau dan Penjelasannya

Rumah Adat Salaso Jatuh Kembar

Rumah Adat Riau dan Penjelasannya – Rumah adat tradisional Riau atau sering disebut sebagai selaso jatuh kembar terdiri dari berbagai kamar seperti kamar tidur, ruang bersila dan dapur.

Riau adalah salah satu provinsi yang berada di Pulau Sumatra, wilayahnya meliputi Kepulauan Riau dan terdapat beberapa pulau kecil lainnya didalamnya, kemudian terletak di sebelah timur Sumatera dan selatan negara Singapura. Ibu kotanya yang bernama Pekanbaru merupakan sebuah provinsi terkaya di Indonesia yang memiliki banyak sumber daya alam.

Rumah tradisional atau adat untuk Riau juga memiliki aula/balai tradisional yang digunakan untuk bermusyawarah dan melakukan pertemuan adat. Rumah adat Riau atau biasanya disebut selaso jatuh kembar adalah salah satu dari jenis rumah adat tradisional berbentuk bangunan rumah.

Selaso jatuh kembar juga mempunyai arti lain yaitu rumah dua selasar (salaso, salaso). Rumah adat tradisional satu ini memiliki lantai lebih rendah dari ruang tengah, di mana bangunan sering dihiasi dengan ukiran.

Di rumah adat tradisional Melayu, itu tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal tetapi juga sebagai tempat musyawarah, mengadakan upacara adat setempat, dan tempat berteduh bagi mereka yang membutuhkan.

Tidak heran jika rumah tradisional Melayu di riau ini biasanya memiliki ukuran yang cukup besar untuk menjadi model rumah di atas panggung yang menghadap matahari terbit. Berdasarkan fungsinya, jenis rumah adat Melayu dibagi menjadi rumah tempat tinggal, rumah balai, rumah ibadah dan sebagainya.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang nama-nama Rumah Adat Riau beserta dengan keunikannya yang akan dijelaskan secara lengkap, silahkan simak penjelasan berikut ini!

Rumah Adat Riau dan Penjelasannya

  1. Rumah Adat Balai Selaso Jatuh

Rumah Adat Balai Selaso Jatuh
Sumber : rumah. com

Balai Selaso Jatuh adalah bangunan yang digunakan oleh orang-orang Riau untuk bermusyawarah dan kegiatan dengan anggota masyarakat lainnya. Karena itu, fungsi asli rumah tradisional ini tidak berfungsi sebagai rumah pribadi. Menurut penggunaannya, orang di sana sering menyebut rumah ini sebagai sebutan nama lain. Misalnya, balai balirung sari, balai karapatan, balai panobatan, dan lain sebagainya. Saat ini, fungsi bangunan ini sering diganti oleh rumah penghulu, mushola atau masjid.

Bangunan ini mempunyai selaras keliling dan lantai lebih rendah dibandingkan dengan ruang tengah . Balai Selaso Jatuh memiliki tampilan luar biasa dengan berbagai ukiran dalam bentuk hewan dan tumbuhan. Uniknya, setiap ukiran di dalam bangunan ini memiliki nama sendiri yang berbeda-beda.

  1. Rumah Adat Salaso Jatuh Kembar
Rumah Adat Salaso Jatuh Kembar
Sumber : gramedia

Rumah adat tradisional yang berada di Provinsi Riau telah ditetapkan oleh Gubernur Riau, berliau bernama Imam Munandar sebagai rumah adat resmi di Riau. Rumah ini memiliki bentuk yang hampir mirip dengan Balai Salaso Jatuh. Jika pada Balai Selaso Jatuh berfungsi sebagai rumah pertemuan, musyawarah, dan kegiatan masyarakat lainnya, sedangkan kegunaan rumah ini dipakai dalam kepentingan individu.

Rumah adat satu ini disebut sebagai Salaso Jatuh Kembar karena mempunyai model rumah panggung yang berbentuk seperti persegi panjang. Kemudian rumah daerah asli Riau ini memiliki dua selaras di mana pada bagian ruang tengahnya lebih tinggi dibandingkan dengan lantainya.

  1. Rumah Adat Singgah Sultan Siak
Rumah Adat Singgah Sultan Siak
Sumber : RiauMagz

Kenapa disebut Singgah Sultan Siak? karena merupakan salah satu tempat persinggahan Sultan Siak, yang nama aslinya adalah Sultan Syarif Qasim II. Rumah adat ini mempunyai kombinasi warna seperti warna krem, kuning keemasan, dan biru.

Bentuk pada bagian bangunannya yaitu panggung yang terbuat dari bahan kayu sama seperti bentuk rumah adat lainnya yang berada di riau. Sedangkan untuk fondasinya menggunakan tiang penyangga untuk mengantisipasi jika terjadi air sungai yang meluap.

  1. Rumah Adat Belah Bubung
Rumah Adat Belah Bubung
Sumber : Kompas. com

Rumah adat yang memiliki ukuran lebih tinggi dibanding dengan atap limasnya. Tingginya sekitar kurang lebih dua meter di atas permukaan tanah. Ciri khasnya pada bangunan ini yaitu adanya bagian kerangka atapnya yang terbuat dari bamboo atau bubung dengan mempunyai desain tampak dibelah dua.

Rumah ini hampir sebagian besar dibuat dari hasil alam. Misalnya pada bagian lantai dibuat dengan papan, atapnya yang terbuat dari daun nipah. Keunikan dari rumah adat Riau satu ini dapat dilihat dari bentuk atapnya yang hampir mirip dengan pelana kuda.

  1. Rumah Adat Melayu Lipat Kajang

Berikutnya rumah adat lipat kajang, pada bagian atap rumah ini memiliki bentuk seperti perahu. Ujung atas bangunannya melengkung ke atas yang disebut sebagai lipat kajang atau pohon jerambah.

  1. Rumah Adat Melayu Atap Limas

Rumah adat suku Melayu di Riau yaitu atap limas. Mempunyai atap dengan bentuk seperti bangun limas yang terpotong. Sama seperti rumah adat yang lain, Melayu Atap Limas ini tergolong kedalam jenis rumah panggung. Tinggi panggung bangunan rumah ini sekitar 1.5 meter di atas permukaan tanah. Sedangkan pada luasnya berbeda-beda tergantung pada pemiliknya.

  1. Rumah Adat Melayu Atap Lontik
Rumah Adat Melayu Atap Lontik
Sumber : Nesabamedia. com

Rumah adat Provinsi Riau yang selanjutnya disebut sebagai rumah lancang atau pancalang. Kenapa disebut seperti itu?  dikarenakan rumah adat ini memiliki hiasan dinding depan rumahnya seperti bentuk perahu. Sebutan lainnya adalah lontik, karena mempunyai parabung atapnya yang meletik ke atas.

Rumah adat yang satu ini telah dipengaruhi oleh kebudayaan Minangkabau,  Hal ini diberdasarkan karena sebagian besar rumahnya terletak di daerah perbatasan wilayah dengan Sumatera Barat. Keunikan dari rumah Melayu Atap Lontik ini yaitu terdapat anak tangga yang berjumlah lima atau ganjil. Alasannya karena adanya keyakinan pada masyarakat sekitar tentang lima rukun Islam, (syahadat, sholat, zakat, puasa, dan haji). Kemudian bentuk tiang yang bervariasi seperti, segi empat, segi enam, segi tujuh, segi delapan, sampai segi sembilan.

Dalam jenis tiang di rumah adat tersebut mempunyai makna yang berbeda dan diyakini oleh masyarakat Riau. Misalnya pada tiang empat memiliki arti empat penjuru mata angin. Segi enam memiliki arti lambang rukun iman. Sedangkan segi tujuh artinya adalah simbol tingkatan surga dan neraka. Disamping rumah, sering digunakan untuk kandang peternakan bagi masyarakat atau untuk menyimpan perahu.

Demikian penjelasan tentang Rumah Adat Riau – Nama, Gambar dan Keunikannya, semoga bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan

Sekian artikel Adsenasia tentang Semoga bermanfaat.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *