10 Cara Melatih Rasa Empati Anak Sejak Dini

10 Cara Melatih Rasa Empati Anak Sejak Dini

10 Cara Melatih Rasa Empati Anak Sejak Dini – Anak-anak juga perlu belajar bagaimana memposisikan diri dan memahami perasaan dari orang lain. Untuk itulah, penting bagi Bunda untuk mengetahui tips menumbuhkan rasa empati anak dalam kehidupan sehari-hari.

Skill sosial yang satu ini tentu sangat dibutuhkan seiring pertumbuhan dan perkembangan si kecil dalam menapaki kehidupannya. Oleh karenanya, Bunda dan Ayah memiliki peran yang besar untuk menanamkan nilai-nilai positif bagi anak dalam hal menumbuhkan rasa empati.

Apa Itu Empati?

Dilansir dari verywellmind.com, empati adalah sebuah kemampuan untuk memahami secara emosional mengenai apa yang dirasakan oleh orang lain, melihat sesuatu dari sudut pandang mereka, serta membayangkan diri sendiri apabila ada di posisi mereka.

Pada dasarnya, hal ini berarti menempatkan diri anak pada posisi orang lain sekaligus merasakan apa yang orang lain rasakan.

Ketika anak mau melihat orang lain yang menderita, bisa jadi ia langsung membayangkan dirinya berada di posisi tersebut dan merasakan simpati atas apa yang seseorang alami.

Meskipun pada umumnya manusia mampu memiliki cukup kepekaan dan emosi diri sendiri, nyatanya masih terasa sulit untuk memahami pikiran orang lain.

Ciri-Ciri Empati

Empati menjadi salah satu keterampilan yang cenderung kompleks untuk dikembangkan. Dilansir dari zerotothree.org, Bunda akan menemui ciri-ciri berikut ketika anak mau mengembangkan sifat empatinya:

  • Memahami bahwa ia adalah individu yang terpisah sebagai dirinya sendiri
  • Memahami bahwa orang lain bisa mempunyai pikiran dan perasaan yang berbeda dari yang ia miliki
  • Anak mampu melihat dan mengenali beragam perasaan umum yang dialami oleh semua orang, seperti kejutan, kebahagiaan, kekecewaan, kesedihan, kemarahan, dan lain lain
  • Mampu melihat situasi tertentu, seperti melihat seorang teman yang mengucapkan selamat tinggal kepada orang tuanya di tempat penitipan anak. Bisa membayangkan bagaimana perasaan seorang teman pada saat itu.
  • Mampu membayangkan dan merespons sebuah situasi sesuai kebutuhan. Contohnya, berusaha menghibur teman ketika bersedih dengan mengajaknya bermain bersama.

Manfaat Pertumbuhan Empati Bagi Anak

Sebenarnya, apa yang menyebabkan manusia mampu mengerti rasa sakit orang lain dan meresponnya dengan kebaikan?

Sebelum beralih menuju tips menumbuhkan rasa empati anak, berikut beberapa manfaat yang akan diperoleh si kecil ketika mau mempraktikkan empati dengan baik:

  • Empati memungkinkan anak-anak untuk membangun hubungan sosial yang harmonis dengan teman-teman, keluarga, kerabat, dan lain-lain. Hal tersebut bisa dicapai ketika si kecil mudah memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh seseorang. Penelitian juga menunjukkan bahwa mempunyai hubungan sosial penting untuk kesejahteraan psikologis dan fisik.
  • Berempati mampu membantu anak untuk belajar mengendalikan emosinya sendiri. Pengaturan emosi menjadi sangat penting karena memungkinkannya mengelola apa yang dirasakan, hingga situasi paling stres sekalipun, tanpa merasa kewalahan.
  • Empati mendorong perilaku yang membantu. Tidak hanya cenderung terlibat dalam perilaku membantu, namun anak-anak mampu mewujudkannya dalam bentuk tindakan membantu.

Berikut 10 Cara Melatih Rasa Empati Anak Sejak Dini

1. Validasi emosi anak yang terasa sulit

Terkadang, ketika anak Bunda merasa sedih, kecewa, atau marah, Bunda selalu terburu-buru untuk mengatasi situasi tersebut dan ingin mengusir setiap perasaan negatif yang mengganggu si kecil untuk melindunginya dari rasa sakit.

Dilansir dari zerotothree.org, memberi label dan memvalidasi perasaan yang sulit diatasi ternyata mampu membantu anak-anak belajar menanganinya secara mandiri.

Anak marah karena Bunda sengaja mematikan TV? Tentu tidak apa-apa kalau anak cenderung merasa marah.

Setelah marah, cobalah untuk melibatkan anak pada kegiatan yang lebih menyenangkan. Pendekatan seperti ini mampu mendukung buah hati dalam belajar berempati dengan orang lain yang mempunyai perasaan sulit.

2. Biasakan anak memakai dan mewujudkan “Maaf” lewat tindakan

Sejak anak-anak masih kecil, tentu Bunda sudah bersikeras untuk mengajarinya menggunakan kata maaf atas setiap perbuatan yang keliru.

Selain itu, permintaan maaf seringkali menjadi sebuah cara supaya anak mau bertanggung jawab terhadap tindakannya. Namun, apakah si kecil benar-benar sudah tahu makna dari kebiasaan tersebut?

Meminta maaf saja ternyata masih belum cukup efektif untuk mengajarkan anak soal berempati. Pendekatan yang lebih bermakna bisa dicapai saat membantunya supaya lebih fokus dengan perasaan orang lain.

“Adik, coba lihat. Teman kamu sekarang sedih dan sedang menangis. Dia menggosok-gosok lengannya yang sakit karena tadi didorong adik. Mari kita lihat, apa teman adik baik-baik saja.”

Hal tersebut akan mendorong anak untuk menghubungkan antara tindakan (mendorong) dengan reaksinya (teman sedih dan menangis).

3. Evaluasi nilai-nilai yang ingin ditanamkan

Bunda akan melihat bahwa cara ini sudah banyak diterapkan oleh guru dan pendidik di sekolah. Hal ini berkaca dari setiap masalah yang bisa muncul berkaitan dengan empati.

Dilansir dari greatergood.berkeley.edu, sebagian dari masalah disebabkan oleh adanya budaya yang lebih kompetitif. Terdapat sebuah fakta bahwa banyak anak didorong untuk sukses secara akademik dibandingkan menjadi orang baik.

Nyatanya, jika Bunda dan orang tua lainnya serius untuk membesarkan generasi yang baik dan perhatian, maka harapan tersebut juga harus jelas di depan anak-anak.

Bunda bisa memulainya dengan memahami bahwa kebaikan senantiasa bermanfaat bagi anak-anak dan memberikan banyak keuntungan bagi kesuksesan sekaligus kebahagiaan.

4. Dorong empati lewat penyampaian cerita

Orang tua mampu mendorong pertumbuhan empati dengan cara yang menarik dan terasa menyenangkan bagi anak-anak.

Manfaatkan beberapa waktu untuk bermain akting dan membaca buku yang berkaitan dengan empati bersama anak-anak. Metode ini memungkinkan si kecil supaya masuk dan mendalami karakter yang menginspirasi.

Kegiatan penunjang, seperti storytelling, mampu memungkinkan refleksi yang cermat mengenai perasaan orang lain pada situasi tertentu. Selain itu, keterampilan mengenai tindakan moral juga semakin mudah berkembang pada anak secara alami.

Buku yang tepat cenderung membangkitkan empati pada anak lebih baik dibandingkan pelajaran atau aktivitas ceramah mana pun. Selain itu, buku membantu membuka pintu gerbang menuju kemanusiaan pada seorang anak.

5. Bantu anak menemukan kekuatan batinnya

Mendorong anak untuk menemukan kekuatan batin akan membawanya menuju sikap yang lebih pemberani.

Contoh yang bisa dipraktikkan langsung dapat berupa membela orang lain secara mandiri, mengajarinya untuk berkata ‘tidak’ secara efektif kepada penindas, meredakan situasi penindasan itu sendiri, serta membuat anak sadar bahwa rekan kerja bisa saling mendukung.

Penelitian menunjukkan bahwa melatih empati melalui penghentian penindasan adalah cara yang efektif untuk membantu anak turun tangan dalam membalikkan situasi negatif.

Memupuk empati dalam semangat kepedulian mampu membawa seorang anak menjadi juara bagi orang lain.

6. Perhatikan penggunaan media sosial

Seiring perkembangan zaman, budaya penggunaan media sosial dapat menghabiskan waktu dari pertemuan tatap muka, di mana empati seharusnya lahir.

Untuk itu, Bunda harus mampu memperhatikan dengan cermat, berapa banyak waktu yang dihabiskan oleh anak-anak untuk daring. Jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, tentu yang semakin tumbuh dalam diri anak-anak adalah sikap apatis terhadap lingkungan maupun sesama.

Pastikan bahwa setiap waktu bisa dihabiskan secara seimbang melalui lebih banyak percakapan dan interaksi secara langsung supaya meningkatkan nilai kepedulian anak-anak terhadap peristiwa di sekitarnya.

Selain lebih peka, anak-anak lebih mampu mengutamakan nilai-nilai dan sikap sosial dibandingkan terlalu fokus pada nilai individu.

7. Dukung pendidikan empati di sekolahnya

Ada banyak cara yang bisa diterapkan sekolah dalam mengajarkan kebaikan dan empati pada anak-anak. Tentu dengan langkah-langkah yang tepat dan efektif untuknya.

Tips menumbuhkan rasa empati anak ini bisa dicapai dengan maksimal menggunakan beberapa alat bantu yang memudahkan si kecil dalam mempelajari tujuan dari empati itu sendiri.

Misalnya, salah satu sekolah memasang Papan Kebaikan yang memuat daftar perilaku baik dari para siswanya. Hal yang ditonjolkan bisa terkait kepedulian, kepekaan, maupun kerja sama dan tolong menolong.

Selain itu, ada yang namanya program pembelajaran kooperatif sebagai sarana terbaik dalam membantu mengurangi prasangka dan meningkatkan kepedulian di dalam kelas.

8. Kembangkan identitas moral anak

Dalam sebuah penelitian, para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang berusia tiga sampai enam tahun terbiasa dipuji karena membantu orang lain cenderung bertindak lebih tidak murah hati.

Bunda perlu membantu anak-anak untuk mengembangkan identitas moralnya, tidak hanya memuji si kecil atas perbuatan baiknya.

Supaya bisa menanggapi dengan empati, anak-anak harus melihat dirinya sendiri sebagai orang yang mampu peduli dan menghargai pikiran serta perasaaan orang lain.

Kehilangan bagian penting tersebut dalam proses belajarnya hanya akan meninggalkan kekosongan besar pada kecerdasan empati seorang anak.

9. Ajak anak merasakan sudut pandang orang lain

Tentu rasanya tidak mudah untuk membuat anak-anak memahami sudut pandang orang lain. Ketika ia mulai berbicara maupun bertindak tidak peka, akan membantu apabila anak mau merasakannya daripada hanya memberikan hukuman.

Ada empat langkah untuk membantunya merespons secara lebih empatik, yaitu:

  • Menunjukkan perilaku tidak peduli
  • Menilai bagaimana ketidakpedulian memengaruhi orang lain, bantu anak memahami perspektif orang lain
  • Memperbaiki luka dan menebus kesalahan
  • Mengekspresikan kekecewaan atas perilaku tidak peduli dan menekankan eskpektasi peduli di masa depan

Carilah momen kedisiplinan yang tepat supaya mereka belajar bahwa tindakannya memengaruhi orang lain dalam memperluas empatinya. Hingga suatu saat, anak mampu bertindak benar secara sendirinya, tanpa bantuan Bunda.

10. Yang sebenarnya paling penting, jadilah role model

Dilansir dari biglifejournal.com, kapan pun Bunda ingin mengajarkan keterampilan baru kepada sang anak, sangat penting untuk mulai mencontohkannya sendiri.

Dengan cara paling mendasar ini, anak mudah memahami seperti apa itu empati, terdengar seperti apa, hingga bagaimana rasanya. Selain itu, terasa lebih mudah jika Bunda mau mengajarkan keterampilan yang sudah Bunda kuasai sendiri.

Perlu diingat, jadilah teladan empati, bahkan ketika Bunda sedang marah atau memberikan konsekuensi kepada buah hati. Hal ini memperkuat gagasan dan ide bagi anak, bahwa empati harus bisa dipraktikkan walaupun sedang merasa marah, kecewa, maupun sakit hati.

Semakin banyak anak menerima rasa empati dari orang tuanya sendiri, maka semakin besar yang akan ia berikan kepada orang lain.

Ketika ingin menerapkan berbagai tips menumbuhkan rasa empati anak, pastikan bahwa Bunda sendiri bekerja sama dengan Ayah supaya hasilnya terasa lebih optimal. Pemberian keterampilan dan pengetahuan seputar empati sejak dini akan membawa buah hati menjadi pribadi hebat di masa kini dan masa depan.

Sekian artikel Adsenasia tentang 10 Cara Melatih Rasa Empati Anak Sejak Dini Semoga bermanfaat.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *